Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (unsplash.com/Alexander Jawfox)
ilustrasi (unsplash.com/Alexander Jawfox)

Jakarta, IDN Times - Militer Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/10/2022) mengklaim telah melancarkan serangan udara di Suriah. Serangan tersebut berhasil menewaskan dua pemimpin ISIS yang ada di negara tersebut.

Serangan lain, yang dilancarkan secara terpisah, juga berhasil menewaskan seorang pemimpin gerilyawan ISIS. Serangan terjadi di dekat desa Qamishli di Suriah timur laut, di daerah di mana pasukan Rusia juga beroperasi.

1. AS habiskan 1.000 jam untuk kumpulkan informasi

Abu 'Ala dan Mu'ad al-Qahtani, dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh AS. Abu 'Ala merupakan wakil pemimpin ISIS di Suriah dan al-Qahtani adalah pejabat ISIS yang bertanggung jawab atas urusan tahanan.

Melansir CNN, serangan itu dilakukan pada pukul 18:23 waktu setempat di Suriah. Pasukan Komando Pusat AS (Centcom) juga menghabiskan lebih dari 1.000 jam untuk mengumpulkan informasi intelijen mengenai target dan membatasi risiko kerusakan tambahan.

Menurut penilaian awal, tidak ada warga sipil atau pasukan AS yang tewas dalam operasi tersebut. Serangan juga tidak membuat peralatan militer AS mengalami kerusakan.

2. Penyelundup ISIS tewas dalam serangan terpisah

Dalam operasi yang terpisah, AS juga melancarkan serangan lain yang jarang dilakukan di Suriah timur laut.

Dalam operasi itu, Centcom mengumumkan telah membunuh Rakkan Wahid al-Shammari, pejabat ISIS yang memfasilitasi penyelundupan senjata dan pejuang, dikutip dari Deutsche Welle.

Operasi diluncurkan di daerah kekuasaan pasukan pro Bashar al-Assad. Helikopter milik AS juga digunakan dalam serangan tersebut.

"Mereka (pasukan AS) menggunakan pengeras suara untuk memanggil warga agar tetap tinggal di dalam rumah," kata seorang warga.

3. AS tidak menggunakan saluran deconfliction dengan Rusia

Ilustrasi personel militer. (instagram.com/german.armed.forces)

AS masih mempertahankan sekitar 900 tentara di Suriah untuk memberi nasihat dan membantu Pasukan Demokrat Suriah melawan ISIS. Adapun Rusia di Suriah merupakan sekutu utama Presiden Bashar al-Assad.

Saat AS akan melancarkan aksinya, biasanya mereka menggunakan saluran telepon deconfliction dengan Rusia tentang serangan dan kehadiran pasukannya. Hal itu dilakukan untuk menghindari kecelakaan karena pasukan Rusia juga beroperasi di sana.

Namun dalam aksinya yang terbaru, melansir ABC News, AS tidak menggunakan saluran tersebut. Alasannya, hal itu lebih merupakan asesmen dari keamanan operasional dan bukan reaksi terhadap perang Rusia di Ukraina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team