Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China, Xi Jinping (kanan) (twitter.com/SpokespersonCHN)
Melansir Associated Press, dalam proposal terbaru yang berisikan 12 poin, China menyerukan pihak yang berkepentingan dalam perang untuk menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial semua negara. Namun, tidak ada pernyataan soal apa yang akan terjadi terhadap wilayah Ukraina yang telah diduduki Rusia.
China juga menyerukan untuk diakhirinya sanksi terhadap Rusia, yang menurutnya diterapkan secara sepihak. Beijing juga mengkritik aksi perluasan NATO secara tidak langsung dan mengutuk ancaman kekuatan nuklir.
“Saya tidak yakin bahwa kebijakan ini akan meningkatkan kredibilitas mereka sebagai broker yang jujur," kata Li Mingjiang, profesor dan pakar keamanan internasional di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
Setelah proposal itu dirilis, Kuasa Usaha di kedutaan Ukraina di Beijing Zhanna Leshchynska mengatakan, Kiev tidak ingin perdamaian dengan harga berapapun.
"Kami tidak akan menyetujui apa pun yang membuat wilayah Ukraina diduduki dan menempatkan orang-orang kami pada belas kasihan agresor," katanya.