Penumpang mengantre di dalam stasiun kereta untuk naik setelah sejumlah pembatasan akibat COVID-19 dilonggarkan di New Delhi, India, pada 1 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi
Situasi pandemik COVID-19 di kawasan Asia Selatan terlihat semakin memburuk. Padahal, pemimpin di kawasan itu semula sudah optimistis mereka bisa menghindar menjadi titik episentrum virus Sars-CoV-2 itu.
Harian Thailand, Bangkok Post edisi (18/6) melaporkan lebih dari seperempat penduduk di seluruh dunia berada di kawasan Asia Selatan. Tetapi, sistem medis dan badan kesehatan yang tak memiliki anggaran besar di kawasan tersebut benar-benar tertekan.
Gambaran itu mulai terlihat dari antrean warga ke rumah sakit-rumah sakit di kawasan Kabul hingga Dhaka yang ingin dirawat karena COVID-19. Namun, karena rumah sakit kewalahan, mereka terpaksa menolak pasien.
Kamar jenazah juga sudah tak lagi sanggup menampung pasien yang meninggal. Situasi serupa juga terlihat di tempat pemakaman atau kremasi jenazah. Sementara, di sisi lain, keluarga berusaha mencari pertolongan bagi anggota keluarga mereka yang jatuh sakit.
"Situasi ini benar-benar bagaikan bencana. Pasien yang sekarat di dalam mobil ambulans mencari rumah sakit untuk kamar perawatan intensif atau pendaftaran rumah sakit," ungkap seorang dokter senior di RS Umum Chittagong, Abdur Rob.