Setelah Usir 7 Staf, Kini Ethiopia Tahan 16 Pegawai PBB

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa 16 stafnya telah ditahan di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa. PBB juga melaporkan bahwa enam staf lainnya telah dibebaskan.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, PBB bekerja secara efektif untuk memastikan pemerintah Ethiopia menjamin pembebasan staf yang masih dalam tahanan.
“Sejauh yang saya tahu, tidak ada penjelasan yang diberikan kepada kami tentang mengapa anggota staf ini ditahan,” kata dia, Selasa (9/11/2021), sambil menambahkan bahwa pejabat keamanan PBB telah mengunjungi staf yang ditahan dan semua warga Ethiopia yang bekerja untuk berbagai badan PBB, demikian dikutip dari Al Jazeera.
Tidak ada komentar langsung dari pemerintah Ethiopia terkait penahanan tersebut.
1. Staf PBB ditangkap di bawah situasi darurat nasional
Ketegangan Ethiopia dengan PBB terjadi sejak Addis Ababa memerangi pemberontak Tigray. PBB mengkritik pendekatan Ethiopia yang mendorong ratusan ribu orang ke dalam kondisi kelaparan.
Pada akhir September, Ethiopia bahkan mengusir tujuh pejabat senior PBB karena dituding campur tangan dalam urusan internalnya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price menyebut, penahanan staf PBB sebagai tindakan yang mengkhawatirkan.
"Kami dengan jelas mengutuk pengusiran pejabat PBB sebelumnya dari Ethiopia, dan kami juga akan mengutuk penangkapan anggota staf PBB berdasarkan etnis," kata Price kepada wartawan, Selasa.
Berdasarkan keterangan koresponden Al Jazeera untuk Ethiopia, Mohammaed Adow, penangkapan staf PBB tidak lepas dari keadaan darurat nasional yang telah diterapkan sejak beberapa bulan lalu.
“Mereka adalah staf lokal yang ditangkap dalam operasi keamanan di Addis Ababa. Operasi keamanan dimulai setelah keadaan darurat diumumkan oleh kabinet Ethiopia. Banyak orang telah ditangkap di seluruh ibu kota, termasuk para pekerja PBB,” beber dia.