Jakarta, IDN Times - Situasi Myanmar yang semakin mencekam menyebabkan warga asing, termasuk warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di sana tak nyaman. Bahkan, banyak WNI yang memilih angkat kaki dari Myanmar karena khawatir akan menjadi sasaran tindak kekerasan yang dilakukan junta militer.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, sejauh ini sudah ada 50 orang yang meninggalkan Myanmar. Mereka menggunakan dua maskapai yang tersedia bisa keluar dari Myanmar, yaitu Singapore Airlines dan Myanmar Airlines.
"Mempertimbangkan situasi terakhir dipandang belum mendesak dilakukan evakuasi. Meskipun demikian, bagi WNI yang tidak memiliki keperluan esensial di Myanmar diimbau agar mempertimbangkan untuk pulang ke Indonesia," kata Judha melalui keterangan tertulis, Sabtu, 20 Maret 2021.
Diplomat senior itu juga menyebut KBRI Yangon telah menyiapkan Sekolah Indonesia di Myanmar bila ingin membutuhkan shelter sementara. "Kemlu dan KBRI juga akan membantu pengurusan charter flight jika memang opsi tersebut diminati para WNI," tutur dia.
Lalu, sudah berapa banyak WNI yang menggunakan fasilitas shelter itu?