Booster roket Falcon9 SpaceX yang membawa satelit ke luar angkasa. (Instagram.com/SpaceX lage)
SpaceX mengumumkan program berbagi tumpangan satelit pada tahun 2019. Program tersebut mirip dengan Gojek atau Grab. Tapi SpaceX jelas, dia tidak di darat melainkan di luar angkasa. Seperti layaknya bisnis berbagi tumpangan, penumpang akan membayar lebih murah dari pada harus membuat roket sendiri.
Selain itu, ketika revolusi pembuatan satelit saat ini semakin maju dan ukuran satelit juga kecil namun lebih canggih dari pada sebelum-sebelumnya, SpaceX mampu membawa ratusan sekaligus dalam sekali terbang. Hal itu tentu akan menguntungkan SpaceX, juga termasuk pemilik satelit-satelit kecil karena biaya peluncuran semakin murah.
Melansir dari laman Arstechnica, Mike Shafyan, wakil CEO perusahaan Planet mengatakan “Ini adalah potongan biaya yang ditawarkan oleh SpaceX secara dramatis. Ini penting. Mereka memotong harga sedemikian rupa sehingga kami tidak percaya” tegasnya.
SpaceX menawakan harga satu juta USD atau sekitar Rp. 14 miliar untuk satelit dengan berat 485 pound atau sekitar 219 kilogram. Selain itu, karena banyak satelit yang jauh lebih kecil dan lebih ringan, bahkan menurut BBC sekitar seukuran kotak sepatu, SpaceX menawarkan biaya 15.000 USD atau sekitar Rp. 211 juta per kilogram.
Senjata utama SpaceX untuk membawa ratusan satelit tersebut adalah roket Falcon 9. Falcon 9 dan keluarganya telah melakukan ratusan peluncuran sejak tahu 2010 lalu. Peluncuran yang dilakukan pada 24 Januari 2021 adalah peluncurannya yang ke 106. 98 persen dari semua peluncuran Falcon 9 berhasil dan sukses.