pixabay.com/ SpaceX-Imagery
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab beserta dengan negara-negara sekutu lainnya melakukan intervensi pada konflik internal Yaman sejak tahun 2015 yang lalu.
Intervensi itu muncul paska kelompk Houthi mengusir pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dari ibu kota Sanaa yang juga disertai dengan penguasaan sebagain wilayah Negara itu.
Pengumuman pembatalan kesepakatan antara Spanyol dan Arab Saudi itu muncul paska koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi itu mengakui telah melakukan sebuah kesalahan dalam suatu serangan udara dengan target pemberontak di Yaman. Serangan udara itu diluncurkan pada bulan Agustus lalu yang menewaskan tak kurang dari 40 orang anak-anak, demikian menurut laporan dari India Times.
Pada 9 Agustus lalu, koalisi yang dipimpin oleh Saudi Arabia tersebut menyerang sebuah bus sekolah berisi anak-anak yang mengakibatkan puluhan korban meninggal dunia, demikian menurut laporan dari Komite Palang Merah Internasional seperti dituliskan Sputnik News.
Koalisi pimpinan Saudi itu pun mengakui bahwa kesalahan serangan udara pada bus yang diduga mengangkut pemberontak itu dan akan bertanggung-jawab atas kesalahan serangan yang menuntun pada 'tragedi' kemanusiaan itu.
Dalam konflik internal itu telah mengakibatkan tak kurang dari 10.000 orang tewas dan sekitar 2.200 orang diantaranya adalah anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkritisi bahwa konflik itu telah memicu terjadinya krisis kemanusiaan terburuk di Dunia.