Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Spanyol. (Unsplash.com/Daniel Prado)
Bendera Spanyol. (Unsplash.com/Daniel Prado)

Jakarta, IDN Times - Spanyol menyelamatkan 86 migran yang berada di kapal di dekat Kepulauan Canaria pada Senin (10/7/2023). Penyelamatan itu dilakukan setelah Spanyol menerima informasi bahwa ada tiga kapal migran dari Senegal, dengan setidaknya 300 orang di dalamnya hilang.

Penyelamat maritim Spanyol mengatakan, 86 orang yang diselamatkan tampaknya bukan dari kapal migran yang dilaporkan hilang. Kapal yang ditemukan itu diperkirakan akan mencapai daratan Spanyol pada Senin malam, dan penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengetahui dari mana kapal itu berlayar.

1. Tiga kapal dari Senegal hilang

Ilustrasi perahu. (Unsplash.com/fred A)

Walking Borders, kelompok bantuan migran, mengatakan pada Minggu bahwa ada tiga kapal hilang, yaitu kapal penangkap ikan dengan sekitar 200 orang dan dua kapal lainnya, satu membawa sekitar 65 orang dan satunya lagi membawa antara 50 hingga 60 orang.

Ketiga kapal itu berasal dari senegal dan telah hilang selama sekitar dua minggu sejak mereka meninggalkan negara itu untuk mencapai Spanyol, dilansir Reuters

Helena Maleno dari Walking Borders pada Senin mengatakan, keluarga para migran di tiga kapal tersebut belum menerima informasi tentang keberadaan mereka. Dia mengatakan organisasinya telah menghubungi otoritas Senegal, Mauritania, Maroko dan Spanyol, untuk mendesak melakukan pencarian.

"Perlu ada lebih banyak sumber daya yang dikhususkan untuk pencarian," katanya.

Maleno mengatakan, ketiga kapal itu berangkat pada akhir Juni dari desa Kafountine di wilayah Cassamance, Senegal, yang berjarak sekitar 1.700 km dari Kepulauan Canaria. Keberangkatan itu terjadi saat kondisi cuaca di Atlantik buruk untuk pelayaran semacam itu.

2. Warga Senegal pergi untuk keluar dari kemiskinan

Bendera Senegal. (Pexels.com/Papa birame Faye)

Dilansir Associated Press, ekonomi yang buruk, kurangnya pekerjaan, kekerasan ekstremis, kisruh politik, dan perubahan iklim telah mendorong migran mempertaruhkan nyawa mereka di atas kapal yang penuh sesak untuk menuju Kepulauan Canaria.

Bulan lalu, setidaknya ada 23 orang di senegal tewas selama berminggu-minggu protes antara pendukung oposisi dan polisi.

Daw Demba, ibu dari dua pemuda Senegal berusia 19 dan 24 tahun, mengatakan kedua anaknya pergi dengan salah satu perahu dari Mbour pada Juni. Mereka pergi dengan tujuan dapat membawa keluarganya keluar dari kemiskinan.

Demba mengatakan, dia mengetahui rencana rahasia putranya beberapa hari sebelum mereka pergi dan berusaha mencegah mereka. Namun, mereka meyakinkannya bahwa itu akan aman, karena kapten telah beberapa kali melakukan perjalanan dengan aman.

“Saya sangat ingin mendengar suara putra-putra saya. Saya yakin mereka masih hidup. Setiap saat, setiap detik, saya masih percaya," kata Demba.

Sebelum mereka berangkat, Demba memberikan kedua putranya, Massou Seck dan Serigne Galaye Seck, benda-benda spiritual tradisional, termasuk sebotol air yang telah diberkati dan  kertas Al-Qur'an dengan nama mereka tertulis di atasnya untuk perlindungan.

3. Kepulauan Canaria menjadi tujuan utama bagi migran yang ingin mencapai Spanyol

Ilustrasi perahu migran. (Unsplash.com/Jametlene Reskp)

Dalam beberapa tahun terakhir, Kepulauan Canaria telah menjadi salah satu tujuan utama bagi migran yang ingin mencapai Spanyol, dengan puncak kedatangan lebih dari 23 ribu migran pada 2020, menurut Kementerian Dalam Negeri Spanyol.

Dalam enam bulan pertama 2023, lebih dari 7 ribu migran dan pengungsi telah tiba di daratan Canaria.

Namun, rute migrasi Atlantik adalah salah satu yang paling mematikan di dunia, biasanya digunakan oleh para migran dari Afrika sub-Sahara. Walking Borders mengatakan sepanjang tahun ini ada 800 orang meninggal atau hilang di perairan tersebut.

Pada tahun lalu, setidaknya ada 559 orang tewas dalam perjalanan ke Kepulauan Canaria, menurut Organisasi Migrasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Salah satu kasus kapal migran tenggelam tujuan Eropa yang paling mematikan terjadi pada bulan lalu di Laut Mediterania, di mana lebih dari 500 orang diduga tewas di lepas pantai Yunani. Peristiwa tersebut menimbulkan kritik meningkat atas kegagalan Uni Eropa mencegah tragedi semacam itu.

Kapal yang hilang sering tidak didokumentasikan, beberapa tidak pernah ditemukan atau baru ditemukan di seluruh dunia bertahun-tahun kemudian.

Investigasi yang dirilis Associated Press pada tahun ini menemukan bahwa setidaknya tujuh kapal migran dari Afrika barat laut, yang kemungkinan menuju Kepulauan Canaria pada 2021, hanyut ke Karibia dan Brasil.

Kapal-kapal itu sebagian besar berangkat dari Maroko, Sahara Barat, dan Mauritania, dengan lebih sedikit yang datang dari Senegal.

Sejak Juni sudah ada 19 kapal dari Senegal tiba di Kepulauan Canaria. Badan Penjaga Pantai dan Perbatasan Eropa, Frontex, mengatakan sepanjang tahun ini ada 1.135 migran yang berasal dari Senegal tiba di Kepulauan Canaria.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team