Tentara Ukraina. (x.com/DefenceU)
Pada Mei lalu, Parlemen Sri Lanka sudah membuka investigasi terhadap 2.000 mantan tentara yang diduga bergabung dalam militer Rusia dan Ukraina. Mereka diketahui tergabung dalam tentara biasa dan pasukan pembunuh bayaran.
Berdasarkan hasil identifikasi sebanyak 455 veteran Sri Lanka telah menandatangani kontrak militer dengan Rusia. Selain itu, Kolombo mengklaim ada setidaknya belasan warga negara Sri Lanka yang ditawan di Ukraina.
Dilaporkan AFP, mantan tentara Sri Lanka mendapatkan informasi rekrutmen tentara Rusia dari grup WhatsApp. Mereka pun dijanjikan upah sebesar 2.100 dolar AS (Rp34,3 juta) per bulan jika bersedia diterjunkan ke medan perang di Ukraina. Upah itu diketahui 13 kali lebih banyak dibanding rata-rata gaji di Sri Lanka.
Tak hanya itu, beberapa di antara mantan tentara Sri Lanka mendapatkan tawaran lahan, sehingga ia dan keluarganya dapat memulai hidup baru. Banyaknya warga Sri Lanka yang tertarik bergabung karena kolapsnya ekonomi dan kebangkrutan negaranya pada 2022.