Seorang warga Yaman berjalan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. (Via Twitter/UN Human Rights)
Grundberg memperingatkan kepada DK PBB bahwa serangan Houthi baru-baru ini di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan betapa konflik ini dapat lepas kendali, kecuali jika upaya serius dilakukan oleh semua pihak terutama pihak internasional untuk mengakhiri konflik.
Dia juga mengatakan, serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi, di penjara Saada, yang dikuasai Hothi, merupakan serangan terburuk dalam tiga tahun terakhir, terutama karena menyasar warga sipil.
Griffiths mengatakan, lebih dari 650 warga sipil tewas atau terluka sepanjang Januari akibat serangan udara, tembakan senjata ringan, dan kekerasan lainnya. Baik Grundberg maupun Griffiths tidak melihat tanda-tanda konflik akan mereda.
Kendati begitu, Grundberg mengatakan bahwa dia akan memulai mengajak beberapa pihak yang terlibat untuk berdiskusi terkait upaya penyelesaian, yang berada di sepanjang tiga jalur yaitu politik, keamanan, dan ekonomi. Meskipun sejauh ini Houthi belum menunjukkan keinginan untuk berdialog.
Menurutnya, tingkat kepercayaan yang rendah di kedua pihak dalam mengakhiri perang ini membutuhkan kompromi. Sayangnya, kedua pihak enggan melakukan hal itu.
“Oleh karena itu, kewajiban kita semua termasuk dewan ini, untuk mengerahkan segala upaya yang mungkin untuk mengesankan pihak-pihak dalam konflik ini bahwa tidak ada solusi militer yang berkelanjutan,” kata Grundberg.