Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rakyat Afrika (unsplash.com/Ninno JackJr)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Sudan, Haitham Mohamed Ibrahim, mengumumkan terjadinya wabah kolera setelah hujan lebat melanda negara itu selama berminggu-minggu.

“Kami menyatakan epidemi kolera karena kondisi cuaca dan air minum yang terkontaminasi,” kata Ibrahim, pada Sabtu (17/8/2024), dalam video yang dirilis oleh kementeriannya.

Dia menjelaskan bahwa keputusan itu diambil bersama dengan pihak berwenang di negara bagian Kassala, badan-badan PBB dan para ahli setelah laboratorium kesehatan masyarakat mendeteksi adanya virus kolera.

1. Sekitar 316 kematian dilaporkan di Sudan akibat kolera

Kassala merupakan salah satu daerah yang paling terdampak parah hujan deras. Otoritas setempat telah meminta bantuan dari komunitas internasional untuk menangani situasi tersebut.

Ribuan orang juga terpaksa mengungsi akibat banjir, sehingga menyebabkan peningkatan penyakit, termasuk diare, terutama pada anak-anak.

Kolera menimbulkan gejala serius seperti diare parah, muntah-muntah, dan kram otot. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab kolera.

Dilansir Xinhua, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris pada Jumat (16/8/2024) melaporkan bahwa terdapat sedikitnya 11.327 kasus kolera dengan 316 kematian di Sudan. WHO memperkirakan jumlah kasus yang sebenarnya lebih tinggi dari laporan tersebut. Selain itu, infeksi demam berdarah dan meningitis juga mengalami peningkatan.

2. Sejumlah penyakit menyebar sejak meletusnya konflik

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di