Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sushila Karki ditunjuk sebagai perdana menteri perempuan pertama Nepal. (X.com/@TheKathmandu Post)
Sushila Karki ditunjuk sebagai perdana menteri perempuan pertama Nepal. (X.com/@TheKathmandu Post)

Intinya sih...

  • Puluhan ribu warga turun ke jalan menentang larangan media sosial dan korupsi.

  • Gen Z dorong Karki jadi pemimpin interim

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesNepal resmi melantik Sushila Karki sebagai perdana menteri perempuan pertama pada Jumat (12/9/2025) malam waktu setempat. Pengangkatan ini terjadi setelah seminggu penuh gejolak politik yang ditandai protes besar-besaran dipimpin generasi muda terjadi.

Aksi protes yang menimbulkan kericuhan itu berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli dan pembubaran parlemen.

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (13/9/2025), Karki merupakan mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal. Dia dikenal luas karena sikap kerasnya melawan korupsi. Dia dipilih sebagai pemimpin pemerintahan interim oleh perwakilan para demonstran gen Z yang sebelumnya memaksa runtuhnya pemerintahan Oli.

1. Protes gen Z gulingkan pemerintahan Oli

Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli. Sumber:twitter.com/K P Sharma Oli

Sebelumnya, puluhan ribu warga dengan mayoritas berusia di bawah 30 tahun turun ke jalan. Mereka menentang larangan media sosial dan isu korupsi serta nepotisme elite politik.

Aksi protes berubah menjadi tragedi setelah polisi menggunakan peluru tajam. Sedikitnya 21 orang tewas dan menjadikannya hari paling berdarah dalam sejarah demonstrasi Nepal.

Amarah massa pun meluas hingga gedung parlemen dan rumah-rumah pejabat, termasuk milik Oli, dibakar. Oli yang dievakuasi oleh militer akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/9/2025) sore.

2. Gen Z dorong Karki jadi pemimpin interim

Para demonstran yang awalnya tidak memiliki struktur atau pemimpin jelas, akhirnya diminta Presiden dan Panglima Militer untuk menunjuk wakil dalam negosiasi pembentukan pemerintahan baru.

Pada Rabu, mereka sepakat mengusulkan Sushila Karki sebagai perdana menteri interim dan mendesak agar parlemen dibubarkan. Karki sendiri sempat menyebut penembakan terhadap demonstran sebagai sebuah pembantaian yang membuatnya kian populer di mata generasi muda.

Ia juga mendapat dukungan dari Balendra Shah, wali kota muda Kathmandu yang juga mantan rapper dan figur yang sangat disegani di kalangan Gen Z.

3. Militer beri ultimatum

ilustrasi kerusuhan (pexels.com/Joel Santos)

Awalnya, partai-partai mapan menolak pembubaran parlemen. Namun pada Jumat malam, Panglima Militer Ashok Raj Sigdel memperingatkan akan memberlakukan keadaan darurat bila tidak ada solusi politik.

Akhirnya, para pemimpin partai sepakat membubarkan parlemen dan menunjuk Karki sebagai perdana menteri sementara hingga pemilu baru digelar. Ia akan memimpin sebuah “council of ministers” meski detail susunannya belum diumumkan.

Karki, yang pernah menjadi ketua mahkamah agung perempuan pertama pada 2016, terkenal dengan putusan-putusan berani dalam kasus korupsi pejabat tinggi.

Banyak aktivis Gen Z kini mendesak Karki untuk segera membuka penyelidikan kasus korupsi Oli dan para menterinya, serta mengusut kematian para demonstran.

“Ini bukan berarti semuanya langsung membaik,” kata Dheeraj Joshi (25), salah satu wakil Gen Z.

“Awalnya akan ada proses mengidentifikasi siapa yang paling melemahkan negara. Tapi begitu akar korupsi dicabut, jalan akan terbuka untuk masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.

Editorial Team