Swiss Kaji Ulang Sistem Adopsi setelah Skandal Sri Lanka

Zurich, IDN Times - Pihak berwenang Swiss menegaskan bahwa meninjau kemungkinan adanya adopsi anak secara ilegal dari negara asalnya, setelah Sri Lanka meluncurkan penyelidikan atas penipuan adopsi pada tahun 2017 lalu.
Kabinet federal Swiss menyatakan, mereka mengakui dan menyesali kegagalan otoritasnya untuk mencegah pengadopsian dari Sri Lanka hingga tahun 1990-an.
Mengutip dari harian The Guardian pada 20 September 2017, bertepatan saat Sri Lanka menjalankan penyelidikan atas penipuan adopsi pada 3 tahun yang lalu itu, adapun klaim yang mengatakan bahwa ribuan bayi telah dijual kepada warga negara asing pada 1980-an silam.
1. Sebuah film dokumenter di program televisi Belanda, Zembla, pada tahun 2017 mengungkap adanya 'peternakan bayi' di Sri Lanka
Masalah ini terungkap setelah film dokumenter di sebuah program televisi Belanda, Zembla, pada tahun 2017 lalu melaporkan, bahwa ribuan anak Sri Lanka diserahkan untuk diadopsi, seringkali secara ilegal di negara-negara Eropa selama beberapa dekade.
Stasiun berita BBC, 21 September 2017, melaporkan bahwa pemerintah Sri Lanka telah mengonfirmasi bahwa bayi-bayi tersebut memang 'diperdagangkan' pada 1980-an untuk diadopsi. Menteri kesehatan negara itu membenarkan adanya praktik ini dalam sebuah wawancara dengan program program televisi Belanda, Zembla. Seorang peneliti di film dokumenter itu, Norbert Reintjens, memberi tahu jurnalis BBC, Paul Henley, tentang bagaimana serta apa yang disebut 'peternakan bayi', yang telah beroperasi di Sri Lanka.