Latihan Han Kuang dan Wan An, yang berlangsung dari 24 Juli hingga 29 Juli, mencakup latihan mempertahankan bandara internasional utama pulau itu dari serangan, menghentikan pendaratan amfibi, dan memastikan jalur laut tetap terbuka sebagai tanggapan atas blokade pura-pura dari China.
Para analis mengatakan, latihan itu dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan Taiwan menghadapi ancaman militer yang kian meningkat dari China, sekaligus menerapkan pelajaran yang diambil dari perang Rusia di Ukraina.
“Sebagian latihan yang dilakukan dalam latihan militer tahun ini berkaitan dengan aktivitas belakangan ini oleh militer China di sekitar Taiwan,” kata Lin Ying-yu, pakar militer di Tamkang University, Taiwan, dikutip dari VOA News.
Ia menambahkan, salah satu tujuan latihan tahun ini adalah agar aktivitas itu dapat dilakukan di manapun perang mungkin terjadi.
China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan tekanan militer selama tiga tahun terakhir untuk mencoba menegaskan klaim kedaulatannya.
Namun, Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing dan telah berjanji untuk mempertahankan kebebasan dan demokrasinya.