Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)
Setelah gempa dan tsunami dahsyat yang memicu kehancuran di PLTN Fukushima Daiichi pada Maret 2011, lebih dari 50 negara dan kawasan memberlakukan pembatasan impor pada produk makanan Jepang. Namun, kini sebagian besar telah mencabutnya.
Sementara itu, China menyatakan kesiapannya untuk mencabut larangan impor makanan laut Jepang pekan lalu. Larangan tersebut telah berlaku sejak Agustus 2023, saat Jepang memulai pelepasan air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima yang rusak.
Langkah terbaru Beijing tersebut diambil setelah Tokyo dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sepakat untuk mengizinkan negara pihak ketiga untuk bergabung dalam kegiatan pemantauan pembuangan air radioaktif yang diolah tersebut. China sedang berupaya mengambil sampel air secara independen dan membangun struktur pemantauan internasional jangka panjang.
"Kesepakatan itu tidak berarti pencabutan pembatasan secara langsung. Sebab, China akan melanjutkan impor secara bertahap setelah berpartisipasi dalam kegiatan pemantauan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
Mao juga menambahkan, Beijing masih dengan tegas menentang tindakan sepihak Jepang dalam melakukan pembuangan limbah ke laut.