Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera China (Pixabay.com/glaborde7)
Bendera China (Pixabay.com/glaborde7)

Jakarta, IDN Times - China berjanji akan melakukan tindakan drastis jika Taiwan melakukan provokasi. Pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China, Ma Xiaoguang, pada Rabu (29/12/2021). 

Selain itu, Ma Xiaoguang juga memperingatkan bahwa ketegangan China dengan Taiwan akan semakin kompleks pada tahun depan. Ketegangan itu akan berdampak pada hubungan Beijing dengan Washington. Taiwan adalah topik yang paling sensitif saat ini antara China dengan Amerika Serikat (AS).

1. Upaya mengubah nama di acara olahraga internasional

Konferensi pers yang digelar oleh Ma merupakan tanggapan Beijing atas 'gertakan' yang dilakukan Taiwan. 

Dilansir Xinhua, sejumlah tokoh pejuang Taiwan yang didukung oleh Partai Progresif Demokratik, partai penguasa Taiwan saat ini, telah berusaha mendorong referendum untuk mengubah nama pulau tersebut dalam gelaran acara olahraga internasional.

Menurut Ma, tindakan itu tidak dibenarkan. Aturan untuk berpartisipasi atlet Taiwan dalam acara olahraga internasional telah lama ditetapkan. 

Taiwan yang diklaim sebagai bagian dari China, telah berusaha memisahkan diri dari Beijing sejak lama. Taiwan memiliki hampir seluruh elemen yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah negara.

Taiwan juga memiliki atletnya sendiri yang mewakili wilayah tersebut. Dalam pertandingan olahraga internasional, nama yang digunakan Taiwan adalah Chinese Taipei.

2. China akan ambil tindakan drastis jika Taiwan memprovokasi

Ilustrasi pesawat militer (Unsplash.com/bryan robinson)

Dalam dua tahun terakhir, China sering memberikan tekanan secara militer dan diplomatik terhadap Taiwan. Bahkan, setahun belakangan, China secara berkala terus mengirimkan puluhan jet tempurnya menembus wilayah udara ADIZ Taiwan.

Dalam hal diplomatik, Beijing telah berusaha memutus negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Terbaru, Nikaragua memutus hubungan diplomatik dengan Taipei dan menyerahkan kantor kedutaan kepada China.

"Jika pasukan separatis di Taiwan yang mencari kemerdekaan memprovokasi, mengerahkan kekuatan atau bahkan menerobos garis merah, kami harus mengambil tindakan drastis," ujar Ma menanggapi rencana Taiwan untuk mengubah nama tim olahraganya, dilansir dari Reuters

Setahun terakhir, Taiwan menjadi titik ketegangan utama di Asia Pasifik. Beijing menginginkan Taiwan kembali bergabung dengan China daratan, tetapi pemerintah kepulauan tersebut ingin menjadi negara sendiri.

AS, meski tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, memiliki ikatan secara hukum untuk membantu Taiwan jika mendapat serangan militer dari China. Australia, Inggris, dan Jepang juga akan mendukung apa yang dilakukan AS.

3. Tahun depan situasi Selat Taiwan akan semakin kompleks dan parah

China dan Taiwan dipisahkan oleh Selat Taiwan. Selat ini adalah salah satu jalur pelayaran utama banyak kapal-kapal bisnis, khususnya dari dan ke Jepang.

Oleh karena itu, jika Taiwan dalam kondisi darurat, beberapa pejabat tinggi Jepang mengatakan bahwa negaranya juga akan berada dalam kondisi darurat. Hal ini karena sebagian besar bahan bakar industri dan produk Jepang lewat melalui selat tersebut.

Ketegangan di Selat Taiwan akan menjadi tantangan utama situasi keamanan di Asia Pasifik untuk tahun-tahun mendatang. Dilansir MSN, Ma mengatakan, "tahun depan, situasi Selat Taiwan akan menjadi lebih kompleks dan parah."

Ma juga menyinggung persoalan 'intervensi eksternal' di Selat Taiwan tanpa menyebut nama negara. Menurutnya, intervensi itu dapat memicu peningkatan ketegangan menjadi lebih tajam dan lebih intens.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team