Ilustrasi Suasana Taipei, Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)
Dalam menghadapi Taiwan, China selalu menggunakan hard power-nya guna membawa Taiwan untuk selalu berada di bawah kendalinya. Hal ini terlihat dalam dua tahun terakhir, Beijing meningkatkan tekanan pada Taipei dengan mengirim pesawat militer ke zona pertahanan udara Taiwan.
China mengklaim bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari Negeri Tirai Bambu lagi. Bahkan, Presiden China Xi Jinping bersumpah untuk menyatukan Taiwan dengan China, dengan kekerasan jika perlu, jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan resmi, dikutip dari NBC News.
Melihat hal itu, Presiden Tsai Ing-wen berulang kali bersumpah untuk mempertahankan pulau itu dan mengawasi program modernisasi yang luas untuk membuat pasukannya bergerak dan lebih sulit diserang. Taiwan juga telah meningkatkan pembelian peralatan militer, seperti jet dan rudal anti-kapal. Terkait hal ini, Amerika Serikat (AS) merupakan pemasok senjata utama Taiwan.
Menurut France24, saat ini, Taiwan sedang mereformasi pelatihan bagi pasukan cadangan. Taiwan pun mempertimbangkan untuk memperpanjang wajib militernya menjadi 12 bulan. Di Taiwan, semua laki-laki yang memenuhi syarat harus menjalani pelatihan dasar militer selama empat bulan.