Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan kepada media setelah pidato langsung kebijakan kedua menjelang pemilu pada Januari mendatang di Taipei, Taiwan, pada 25 Desember 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang
Hubungan antara Taiwan dengan Amerika Serikat tidak bisa dibilang mudah untuk dijelaskan. Di atas kertas, Amerika Serikat secara resmi memutuskan hubungan dengan Taiwan pada 1979, dan mengakui Tiongkok sebagai penguasa satu-satunya. Kantor perwakilan diplomatik pun digeser dari Taipei ke Beijing.
"Amerika Serikat tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Menjaga hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taiwan merupakan tujuan besar bagi Amerika Serikat, sejalan dengan keinginan Amerika Serikat untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di Asia," tulis Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di situs resminya.
Akan tetapi, pada kenyataannya, Washington terus berusaha meningkatkan dukungan bagi kemerdekaan Taiwan di tengah kompetisi dengan Beijing. Terakhir pada Maret lalu, Presiden Donald Trump menandatangani sebuah undang-undang yang menyatakan Amerika Serikat wajib mengambil langkah untuk menguatkan hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Undang-undang yang sama juga mewajibkan Amerika Serikat mengubah hubungan dengan negara mana pun yang mengesampingkan kesejahteraan dan keamanan Taiwan. Dengan kata lain, ini merupakan bentuk perlawanan Washington terhadap dominasi Beijing di Asia melalui kehangatan hubungan dengan Taipei.