Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)
Bendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Jakarta, IDN Times - Usai Ukraina ditetapkan menjadi kandidat resmi untuk pencalonan anggota Uni Eropa, dilaporkan bahwa dari 27 anggota Uni Eropa saat ini, tak ada indikasi yang menolak atau menentang Ukraina bergabung.

Untuk bergabung dengan Uni Eropa, apakah itu Ukraina atau Moldova yang juga ingin masuk, negara kandidat membutuhkan reformasi ekstensif untuk menyesuaikan sejumlah standar, mulai dari kebijakan pengadilan, layanan keuangan, hingga keamanan pangan.

Walau begitu, keputusan Uni Eropa dianggap sebagai langkah yang tepat untuk menghidupkan kembali harapan Ukraina. Dengan status ‘kandidat’ yang telah disematkan kepada Ukraina, kemungkinan Kiev untuk bergabung dengan UE semakin besar, tergantung pada hasil KTT Uni Eropa di Brussels pada 23-24 Juni nanti.

1. Ukraina adalah milik Eropa

potret bendera Ukraina dan Uni Eropa (europa.eu)

Sejumlah perwakilan dari negara anggota Uni Eropa sangat yakin bahwa tidak ada negara anggota yang keberatan dengan bergabungnya Ukraina.

"Kami sedang bekerja menuju titik di mana kami akan memberi tahu Rusia bahwa Ukraina milik Eropa, bahwa kami juga mempertahankan nilai-nilai yang dipertahankan Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (22/6/2022).

Seorang pejabat kepresidenan Prancis juga mengatakan dengan yakin bahwa seluruh negara anggota Uni Eropa setuju dengan masuknya Ukraina dan Moldova.

2. Tidak bisa memastikan saat ini bahwa 27 negara sudah setuju

Para pemimpin UE27 dalam konferensi di Brussels, Belgia. (Sky)

Namun, pejabat kepresidenan Prancis ini juga tidak bisa mengatakan bahwa 27 negara anggoya Uni Eropa sudah setuju jika Ukraina bergabung dengan blok tersebut.

"Kami sedang menggodok konsensus. Saya tidak bisa mengatakan 27 negara sudah setuju, tetapi ada alasan masuk akal atas kesepakatan ini," ucap dia.

Sempat tersiar kabar bahwa negara-negara Eropa Utara cukup keberatan dengan keputusan Uni Eropa ini. Namun, Denmark menyambut dengan baik.

"Ini sangat bagus dan didukung penuh oleh Denmark. Kami ingin membantu Ukraina mencapai impian Eropanya," ujar Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod.

3. Rusia sebut Ukraina dimanipulasi oleh Uni Eropa

Pixabay.com/klimkin

Menanggapi keputusan Uni Eropa, Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh blok tersebut telah memanipulasi Ukraina.

"Kami melihat bagaimana, selama bertahun-tahun, komunitas Barat telah memanipulasi gagasan semacam keterlibatan Ukraina dalam struktur integrasi mereka," kata juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova.

"Ukraina tidak akan mendapatkan masa depan yang cerah, untuk beberapa alasan, meskipun janji-janji menjadi semakin manis dan memikat,” tambah dia, seraya menyiratkan bahwa situasi di Ukraina semakin buruk dan jauh dari standar Uni Eropa.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku tidak keberatan dengan rencana Ukraina bergabung Uni Eropa. "Kami tidak menentangnya. Ini bukan blok militer. Itu hak negara mana pun untuk bergabung dengan serikat ekonomi,” ungkap Putin.

Editorial Team