Sejumlah media mengkritik keputusan Trump dan menyebut kabinet tersebut tak seperti representasi warga Amerika, melainkan layaknya dunia Trump itu sendiri: kaya raya, berkulit putih, didominasi pria dan berorientasi bisnis. Beberapa posisi penting di kabinet tersebut diisi oleh orang-orang kaya yang berpengaruh.
Contohnya, Trump memilih Rex Tillerson sebagai diplomat tertinggi atau Menteri Luar Negeri AS. Rex adalah CEO dari raksasa minyak dunia Exxon Mobil. Tahun lalu, ia berhasil mengantongi 240 juta dolar AS. Rex punya kedekatan dengan Presiden Vladimir Putin karena Exxon Mobil juga punya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan minyak Rusia. Hal ini diperburuk dengan temuan CIA yang menyebut pemerintah Rusia turut campur tangan secara diam-diam dalam pilpres AS kemarin.
Trump juga sempat mencerca Hillary Clinton karena kedekatannya dengan Wall Street. Namun, rupanya Trump justru memilih Steven Mnuchin -- yang selama 17 tahun menjadi petinggi Goldman Sachs -- sebagai Menteri Keuangan. Petinggi Goldman Sachs lainnya, Stephen Bannon, dipilih menjadi Kepala Staf Ahli Presiden. Pemilik jaringan restoran cepat saji Carl's Jr., Andy Puzder, juga masuk daftar anggota kabinet sebagai Menteri Tenaga Kerja.
Menjadi kaya raya itu bukan masalah. Namun, sangat wajar jika ada keraguan bahwa track record mereka tak menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat Amerika, terutama rakyat miskin.