Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pejabat Taliban yang terdiri dari anggota kantor politik Taliban Abdul Latif Mansoor (kanan), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen tiba untuk konferensi pers di Moskow, Rusia, Jumat (9/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Tatyana Makeyeva.

Jakarta, IDN Times - Kemenangan Taliban di Afghanistan merupakan sebuah momen sejarah yang kembali berulang. Taliban ternyata sukses menggulingkan pemerintahan Afghanistan dalam kepemimpinan Presiden Ashraf Ghani secara kilat, jauh lebih cepat dari perkiraan intelijen Amerika Serikat.

Situasi ini sama seperti para penduhulu mereka menang melawan amukan militer Uni Soviet yang menginvasi selama 10 tahun. Sejumlah pihak mempertanyakan bagaimana kekuatan tempur yang jauh lebih kecil dan tanpa alutsista militer modern, dapat memenangkan pertempuran melawan militer yang terlatih.

Taliban membuktikan bahwa kekuatan tempur yang diatur dengan strategi dan semangat juang yang jauh lebih efektif ketimbang militer Afghanistan yang didanai puluhan miliar dolar AS.

Seperti apa strategi tempur para pejuang Taliban hingga akhirnya kembali menguasai Afghanistan. 

1. Isolasi tentara Afghanistan

Pasukan militer Afghanistan. (Twitter.com/978KazoFM)

Strategi tempur pertama yang dilakukan Taliban sebenarnya sudah terlebih dahulu dipraktikan oleh pejuang Mujahidin ketika Uni Soviet menginvasi. Taktik isolasi merupakan sebuah teknik pertempuran yang mencoba menghalangi pergerakan musuh untuk berpindah secara bebas dan bahkan mendapatkan bala bantuan. 

Dikutip dari Atlantic Council, pejuang Taliban yang sadar mereka tidak dapat menyerang langsung militer Afghanistan secara frontal, memilih untuk mengisolasi daerah-daerah atau posisi pertahanan milik militer Afghanistan. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menghancurkan kesatuan-kesatuan tempur militer Afghanistan yang memang tersebar luas sehingga sangat mudah untuk dikepung.

Taktik yang diimplementasikan oleh Taliban ini terbukti sukses. Banyak pangkalan militer dan pos keamanan milik militer Afghanistan yang terisolasi, tidak mendapatkan bantuan makanan, minuman, dan peluru. Kondisi ini kemudian memaksa pihak militer untuk memilih antara dua pilihan, menyerah tanpa syarat ke Taliban atau menegosiasikan penarikan mundur pasukan mereka.    

2. Menyerang psikologi prajurit Afghanistan dengan teror dan ancaman

Editorial Team

Tonton lebih seru di