Jakarta, IDN Times – Ashraf Haidari, seorang ekonom yang bekerja di Kementerian Keuangan, memperoleh telepon dari Taliban. Dia mengaku diperintahkan untuk kembali bekerja seperti biasa untuk membantu perekonomain Afghanistan.
Haidari merasa cemas bekerja di bawah administrasi Taliban, sama seperti ribuan warga lainnya. Dia khawatir bakal menjadi target pembalasan Taliban karena bekerja untuk lembaga pemerintah, sekalipun mereka telah berjanji untuk memberi amnesti kepada pasukan asing dan pegawai negeri.
"Dia mengatakan jangan panik atau mencoba bersembunyi, para pejabat membutuhkan keahlian Anda untuk menjalankan negara setelah orang asing gila pergi," ungkap lelaki berusia 47 tahun itu, yang tugas utamanya adalah mengalokasikan dana ke 34 provinsi di Afghanistan, sebagaimana diberitakan Reuters.
Haidari tidak memiliki pilihan lain kecuali menuruti panggilan tersebut. Dia memutuskan untuk menumbuhkan janggut, sebuah kewajiban yang dibebankan Taliban kepada setiap laki-laki sebagai intepretasi hukum Islam. Dia juga menukar jasnya dengan jubah tradisional Afghanistan demi menemui bos barunya.