Ilustrasi gerakan perlawanan anti-Taliban (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/hp/cfo (REUTERS/STRINGER)
Kepala bank sentral Afghanistan Ajmal Ahmady, yang kini berada di pengasingan, mengatakan dalam sebuah wawancara untuk podcast Odd Lots Bloomberg bahwa Afghanistan yang dipimpin Taliban menghadapi serangkaian guncangan yang mungkin akan menyebabkan mata uang makin melemah, inflasi yang lebih cepat, dan keterbatasan modal.
Lulusan Harvard itu melarikan diri dari negara itu mengikuti kepergian beberapa pejabat lain, termasuk mantan Presiden Ashraf Ghani. Pejabat-pejabat negara itu melarikan diri ketika Taliban masuk ke Kabul pada 15 Agustus.
Bank-bank tutup segera setelah militan mengambil alih negara dan ATM terus kehabisan uang tunai sejak saat itu. Mata uang negara itu, Afgani, mencapai rekor terendah pekan lalu.
Namun juru bicara kementerian keuangan, Mohammad Rafi Tabe, mengatakan bahwa bank-bank akan mulai beroperasi dengan normal mulai segera. Tabe juga mengatakan bahwa menteri keuangan sebenarnya telah meninggalkan Afghanistan sebelum jatuhnya Kabul, namun kementerian tersebut telah kembali bekerja dan semua stafnya akan tetap pada posisi yang sama seperti sebelum Taliban mengambil alih.
“Bank akan mulai beroperasi besok atau lusa,” katanya dalam sebuah wawancara telepon.