Bandara Internasional Kabul. (Twitter.com/Ariana News)
Turki telah diharapkan menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban yang tertunda beberapa kali. Afghanistan dan Taliban pertama kali melakukan pembicaraan damai di Doha, Qatar. Namun pembicaraan damai tersebut mengalami kebuntuan.
Afghanistan dan Taliban kemudian melakukan pembicaraan di Moskow akan tetapi hal tersebut juga tidak berhasil. Istanbul akan menjadi tempat selanjutnya pembicaraan damai antara Afghanistan dan Taliban.
Tapi rencana itu ditunda pada akhir bulan Ramadan lalu dan disebut akan kembali berlanjut setelah Idul Fitri. Meski begitu, Taliban menyatakan mereka tidak akan menghadiri acara tersebut selama Washington belum menarik semua pasukannya dari Afghanistan.
Turki, Pakistan, dan Afghanistan yang tergabung dalam kesepakatan trilateral menyesalkan keputusan Taliban dan mendesaknya menepati janji untuk menghadiri pembicaraan perdamaian lanjutan.
Bulan Mei lalu, Turki memilih Duta Besarnya yang baru untuk Afghanistan dan pemerintah Afghanistan memberikan tanggapan atas peran negara tersebut. Melansir Daily Sabah, kantor kepresidenan Afghanistan mengatakan "Afghanistan berkomitmen untuk melanjutkan hubungan ini, dan menghargai upaya negara (Turki) dalam proses perdamaian," kata pernyataan resmi yang dikeluarkan.
Rencana Amerika Serikat dan NATO meninggalkan Afghanistan telah memicu aksi kekerasan baru di negara tersebut. Serangan demi serangan terus meningkat dan menyebabkan korban jiwa.
Melansir Arab News pada hari Minggu (6/6), setidaknya 30 orang, sebagian besar siswi tewas dan 52 orang terluka dalam tiga ledakan yang menargetkan sebuah sekolah di Kabul ketika para murid itu pulang dari sekolah.