Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Franck)

Jakarta, IDN Times - University of Toronto group Citizen Lab dalam laporan pada Senin (3/10/2022) menyebutkan bahwa pemerintah atau militer Meksiko menggunakan perangkat lunak mata-mata spyware untuk meretas ponsel para aktivis. Perangkat yang digunakan adalah Pegasus buatan perusahaan NSO Israel.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) telah berjanji untuk mengakhiri praktik seperti itu di masa lalu. Namun dalam penyelidikan digital forensik, diketahui bahwa pemerintah atau militer Meksiko masih tetap menggunakan cara tersebut.

1. Ada pihak yang tidak suka kejahatannya didokumentasikan

ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Raymundo Ramos, seorang aktivis hak asasi manusia, selama bertahun-tahun mendokumentasikan pelanggaran militer dan polisi di Meksiko. Dokumentasinya termasuk beberapa pembunuhan yang didominasi kartel narkoba. Dalam penyelidikan yang dilakukan, rupanya ponsel Ramos terinfeksi spyware Pegasus pada tahun 2020.

"Mereka tidak suka kami mendokumentasikan kasus semacam ini, untuk dipublikasikan dan diajukan pengaduan pidana," kata Ramos dikutip dari Associated Press.

Korban peretasan lainnya termasuk jurnalis dan penulis Ricardo Raphael. Ada lagi korban selanjutnya yang tidak disebutkan namanya, tapi dia bekerja untuk media bernama Animal Politico.

2. Menghindari menggunakan ponsel untuk pembicaraan sensitif

Editorial Team

Tonton lebih seru di