Pagar kawat di sepanjang perbatasan Polandia-Belarusia. (twitter.com/mblaszczak)
Dilaporkan Associated Press, Belarus selama ini bukanlah rute utama bagi imigran untuk masuk ke Eropa. Namun, Presiden Lukshenko mendorong pencari suaka untuk masuk ke Uni Eropa melalui negaranya, dengan membuka penerbangan langsung dari negara-negara Timur Tengah.
Salah seorang imigran asal Suriah bernama Ali (32) mengatakan, ia mengungsi ke Eropa karena bisnisnya di Suriah hancur dirusak oleh kelompok ekstremis. Ia juga menegaskan bahwa dirinya sempat didorong kembali oleh petugas perbatasan Polandia hingga enam kali.
Tak berbeda jauh, penjaga perbatasan Belarus juga memukulinya, mencuri uangnya, dan menyuruhnya membuka seluruh bajunya di musim dingin. Bahkan, penjaga melarangnya kembali ke Minsk. Ia juga diteriaki, dipukuli, dan menyuruhnya berbaring di salju.
Setelah masuk ke Polandia, petugas patroli setempat juga merusak nomor ponselnya. Bahkan, ia terpaksa berjalan tanpa makan dan minum, serta sempat tersesat di rawa-rawa.
Pada April lalu, Ali akhirnya sampai di Berlin dan mendaftar untuk mendapatkan suaka di Jerman. Para penegak hak asasi manusia dan psikolog menyebut bahwa Ali beserta pencari suaka lainnya telah mendapatkan kekerasan dari petugas perbatasan di Belarus dan Polandia.