Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menlu RI Retno Marsudi. (dok. Kemlu RI)
Menlu RI Retno Marsudi. (dok. Kemlu RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, meminta agar semua pihak menahan diri demi menghindari konflik terbuka.

Pernyataan tersebut terkait dengan hubungan China dan Amerika Serikat (AS) yang menegang akibat kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan.

Sebelumnya, Indonesia juga mengungkapkan rasa sangat prihatin atas semakin tajamnya rivalitas di antara negara berkekuatan besar tersebut.

1. Indonesia minta semua pihak menahan diri

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pertemuan Menlu G20 di Bali. (IDN Times/Sonya Michaella)

Menlu Retno menekankan, adanya rivalitas di antara negara-negara besar tersebut membuat semua pihak harus menahan diri. Selain itu, seluruh pihaknya juga agar tidak mengambil langkah provokasi yang dapat memperburuk situasi.

"Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas ini dapat menimbulkan konflik terbuka termasuk di Selat Taiwan," kata Retno dalam keterangan pers, Rabu (3/8/2022).

"Yang diperlukan dunia saat ini adalah wisdom dan tanggung jawab pemimpin dunia agar perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia dapat terjaga," ujar dia.

2. Indonesia menganut One China Policy

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping di Beijing (dok. Sekretariat Presiden)

Akibat kunjungan Pelosi ke Taiwan itu, China pun murka. China mengutuk kunjungan Pelosi tersebut merusak perdamaian dan stabilitas Taiwan dan memiliki dampak parah terhadap hubungan China dan AS.

Terkait hal tersebut, Retno menegaskan bahwa Indonesia tetap menganut kebijakan One China Policy.

3. Ada peringatan dari China, Nancy Pelosi tetap temui Tsai Ing-wen

Pelosi pun nekad dan tetap bertemu dengan para pejabat di Taiwan meskipun ada peringatan dari China.

Nancy mengatakan, AS akan berkomitmen terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Ia memastikan, Amerika tidak akan meninggalkan Taiwan.

"Tekad Amerika untuk melestarikan demokrasi di Taiwan dan seluruh dunia, tetap kuat," tegas Pelosi.

Perjalanan Pelosi telah meningkatkan ketegangan AS-China lebih dari kunjungan anggota kongres lainnya. Hal tersebut dikarenakan posisinya yang tinggi sebagai ketua parlemen AS.

Pelosi merupakan ketua parlemen pertama yang datang ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir, tepatnya sejak kedatangan Newt Gingrich pada tahun 1997.

Editorial Team