Jakarta, IDN Times - Tentara Nepal dikerahkan ke jalanan Ibu Kota Kathmandu pada Rabu (10/9/2025), setelah gelombang protes besar-besaran berujung pada pembakaran gedung parlemen dan pengunduran diri Perdana Menteri KP Sharma Oli. Kerusuhan ini disebut sebagai kekerasan politik paling parah di negeri Himalaya dalam dua dekade terakhir.
Kendaraan lapis baja berpatroli di jalan-jalan sepi, sementara pengeras suara militer mengumumkan jam malam untuk meredam kerusuhan. Bekas puing kendaraan terbakar dan bangunan yang hangus masih terlihat, dengan asap tipis mengepul dari beberapa kantor pemerintah yang dibakar massa.
Kepala Staf Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan agar para pengunjuk rasa menghentikan aksi mereka. “Saya mengimbau seluruh warga untuk mengakhiri protes dan membuka ruang dialog. Tindakan perusakan dan penyerangan tidak akan ditoleransi,” katanya, dilansir Channel News Asia.