Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Pexels.com/Tomer Dahari)
ilustrasi (Pexels.com/Tomer Dahari)

Intinya sih...

  • Tentara Israel meningkatkan status siaga di Gaza untuk menghadapi potensi konflik baru jika gencatan senjata gagal.
  • Hamas menunda pembebasan sandera Israel karena melihat pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dilakukan oleh Israel.
  • Israel menuduh Hamas tidak menghormati perintah pembebasan sandera dan Perdana Menteri Netanyahu enggan melanjutkan gencatan senjata tahap dua di Gaza.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tentara Israel membatalkan cuti bagi prajurit 'Divisi Gaza'. Mereka malah menaikkan status siaga di antara pasukannya yang berada di Gaza.

Langkah ini dilakukan untuk bersiap menghadapi potensi konflik baru jika gencatan senjata gagal. Terlebih setelah kelompok pejuang Hamas mengumumkan akan berhenti membebaskan sandera.

Namun, pejabat senior militer Israel telah mengindikasikan bahwa tidak ada tindakan militer yang diharapkan. "Kecuali jika menjadi jelas bahwa Hamas tidak mematuhi perjanjian gencatan senjata," menurut laporan itu, dilansir dari Anadolu, Selasa (11/2/2025).

1. Hamas tunda pembebasan sandera Israel

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Pada Senin malam, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel yang dijadwalkan pada Sabtu mendatang. Hamas beralasan pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang sedang berlangsung oleh Israel sebagai alasan penundaan tersebut.

"Israel menargetkan warga Gaza dengan penembakan dan menghentikan bahan bantuan memasuki Gaza," kata juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obaida.

Kesepakatan gencatan senjata tiga tahap telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan menghancurkan daerah kantong itu.

Pada tahap pertama gencatan senjata, yang berlangsung hingga awal Maret, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran keenam Israel-Hamas dijadwalkan minggu ini.

2. Hamas sudah membebaskan 16 sandera Israel

ilustrasi pembebasan sandera (pexels.com/Pixabay)

Sejauh ini, 16 dari 33 sandera yang dibebaskan dalam fase pertama kesepakatan selama 42 hari, telah pulang, begitu pula lima sandera Thailand yang dikembalikan dalam pembebasan tak terjadwal.

Sebagai gantinya, Israel telah membebaskan ratusan tahanan dan narapidana, mulai dari tahanan hukuman seumur hidup karena serangan mematikan, hingga warga Palestina yang ditahan selama perang dan tanpa dakwaan.

Meski demikian, Israel menuduh Hamas tidak menghormati perintah pembebasan sandera, dan mengatur pertunjukan publik yang kasar di hadapan banyak orang saat diserahkan ke Palang Merah.

3. Netanyahu ogah lanjutkan gencatan senjata

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (instagram.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan enggan melanjutkan gencatan senjata tahap dua di Gaza.

"Dia (Netanyahu) mengirim tim tanpa mandat dan tanpa kemampuan untuk melakukan apa pun. Netanyahu tahu dia tidak memiliki pemerintahan jika melanjutkan kesepakatan itu," kata sumber kepada media Israel yang dikutip New Arab.

Sebagian menteri di kabinet Netanyahu sangat menentang gencatan senjata Israel dengan Hamas. Mantan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, adalah salah satu yang menentang kesepakatan itu dan mengundurkan diri dari kabinet.

Editorial Team