Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)
protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)

Jakarta, IDN Times - Tentara Israel dilaporkan melakukan pelecehan seksual terhadap para perempuan Palestina selama penggerebekan di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza utara, pada Jumat (27/12/2024). 

Menurut laporan Euro-Med Human Rights Monitor yang dirilis pada Sabtu (28/12/2024), puluhan perempuan yang ditahan selama penggerebekan tersebut mengaku mengalami perlakuan yang merendahkan martabat.

Tentara Israel disebut memaksa mereka menanggalkan pakaian, menyentuh mereka di bawah ancaman kekerasan, memukuli mereka dan melontarkan hinaan bernada seksual.

1. Para perempuan dipaksa melepaskan jilbab

Dalam salah satu kasus, tentara Israel merobek pakaian seorang perempuan setelah ia menolak melepaskan jilbabnya. Korban lainnya mengungkapkan bahwa ia diseret oleh seorang tentara dan dipaksa menempelkan tubuhnya pada pria tersebut.

“Seorang tentara memaksa seorang perawat melepas celananya, lalu meletakkan tangannya di tubuhnya. Ketika ia mencoba melawan, tentara tersebut memukul wajahnya dengan keras, menyebabkan hidungnya berdarah," tutur seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari MEE.

Sejumlah perempuan juga dipaksa membuka aurat mereka setelah rekan-rekan mereka menolak perintah tentara untuk melepaskan jilbab

"Para tentara memutuskan untuk menghukum kami dengan membawa dua perempuan sekaligus dan memaksa mereka untuk mengangkat pakaian serta menurunkan celana mereka di bawah ancaman dan paksaan," kata seorang anggota staf rumah sakit.

2. Warga sipil tak bersenjata dieksekusi

Laporan dari Euro-Med Human Rights Monitor juga mengungkapkan soal eksekusi terhadap pasien dan warga sipil tak bersenjata oleh tentara Israel. Bahkan, seorang pria yang membawa bendera putih turut ditembak mati.

Seorang paramedis berinisial AA mengungkapkan bahwa ia dan sekitar 300 pria lainnya digiring oleh tentara ke tempat terbuka di dekat kuburan. Sesampainya di sana, mereka dipaksa menanggalkan pakaian dalam selama berjam-jam meskipun di tengah cuaca dingin. 

“Ketika seorang anak dengan gangguan psikologis keluar, ia berlari menuju tank Israel. Saya memanggilnya, tetapi dia tidak menjawab. Mereka langsung menembaknya hingga tewas,” kata pria berusia 41 tahun itu.

“Di daerah itu ada kendaraan lapis baja dan tank. Seorang tentara memerintahkan kami untuk berkumpul di suatu tempat. Di antara kami ada lima orang yang terluka yang dipaksa berjalan di depan tank. Tiba-tiba, mereka ditembak mati tanpa ditanya apa-apa,” tambahnya.

3. Tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza utara

Tentara Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan, fasilitas kesehatan terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara, pada Jumat. Pejabat kesehatan mengatakan, para tentara membakar beberapa bagian rumah sakit dan membunuh pasien serta tenaga medis di dalamnya.

Dilansir dari Reuters, lebih dari 240 pasien dan staf medis yang tersisa ditahan oleh aparat. Beberapa di antaranya telah dibebaskan, namun masih banyak yang ditahan, termasuk direktur rumah sakit Hussam Abu Safiya. Beberapa staf yang dibebaskan melaporkan bahwa pria tersebut dipukuli oleh tentara.

Militer Israel mengklaim bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan digunakan sebagai markas untuk operasi militer Hamas, dan mereka yang ditangkap dicurigai sebagai militan. Hamas membantah tuduhan itu, dan mengatakan bahwa tidak ada pejuang mereka yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Akibat serangan ini, Gaza utara tidak lagi memiliki pusat layanan kesehatan yang berfungsi.

“WHO terkejut dengan serangan kemarin. Penghancuran sistem kesehatan secara sistematis dan pengepungan selama lebih dari 80 hari di Gaza Utara membahayakan nyawa 75 ribu warga Palestina yang tersisa di wilayah tersebut,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Sabtu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah