Beirut, IDN Times - Sejak krisis ekonomi memburuk di Libanon pada tahun 2019, mata uang Pound Lebanon jatuh tersungkur dan kehilangan 95 persen nilainya pada bulan Juni lalu. Krisis tersebut membuat rakyat Lebanon bersusah payah mengatasi ancaman kemiskinan.
Pihak militer Lebanon ikut terancam. Lebih dari 800 ribu pasukan yang biasa mendapat gaji 800 dollar AS atau setara Rp11,6 juta, kini anjlok mendapat sekitar 90 dollar AS atau setara Rp1,3 juta tiap bulan (kurs Rp14.534).
Dengan kondisi seperti itu, tentara Lebanon ikut dihantam krisis. Panglima militer Lebanon Joseph Aoun telah mengatakan kemungkinan militernya akan runtuh jika tidak mendapatkan dukungan finansial.
Qatar sebagai negara kaya raya kemudian bereaksi. Pemerintah negara yang beribukota Doha itu berjanji akan membantu meringankan beban militer dengan membantu mengirimkan makanan 70 ton tiap bulan kepada pasukan Lebanon.