Dilansir Japan Today, komunikasi Jepang-AS semakin intensif di tengah kebangkitan China. Sumber diplomatik menjelaskan, dalam sebuah pembicaraan Presiden AS Joe Biden telah meminta Kishida untuk menaikkan anggaran pertahanan.
Namun, sumber tersebut tidak menjelaskan secara rinci berapa banyak peningkatan anggaran yang disarankan Biden. Keduanya sempat bertemu pada Oktober lalu.
Masalah itu akan ditindaklanjuti dalam disukusi keamanan selanjutnya, yang melibatkan Menteri Luar Negeri dan Pertahanan antara kedua negara.
Diplomat top AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, mengatakan bahwa Washington akan menyambut baik peningkatan anggaran pertahanan Jepang.
Sejak 2016, anggaran pertahanan Jepang telah mengalami peningkatan untuk menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Itu juga digunakan sebagai kewaspadaan pada kebangkitan militer China.
Tapi, konstitusi Jepang usai Perang Dunia II dibentuk sesuai konsep anti-perang, yang mencegah pemerintah Jepang untuk terlibat dalam peperangan. Karena itu, ada batasan pengeluaran militer yang harus tidak lebih dari 1 persen.
Para pengamat menilai, peningkatan anggaran pertahanan Jepang akan membuat kawasan tersebut mengalami gejolak seperti perlombaan senjata. Namun, sebagai salah satu anggota kelompok G-7, pengeluaran pertahanan Jepang dinilai sebagai yang paling rendah jika dibandingkan negara lainnya.