Hubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. (Pixabay.com/Henrix_photos)
Persoalan ini berawal saat mantan Presiden AS, Donald Trump, memindahkan masalah ini ke puncak agenda politik dan diplomatik pada 2019. Kala itu, ia mengumumkan keadaan darurat nasional untuk melarang teknologi dari musuh asing serta membuat perusahaan telekomunikasi China, Huawei, melakukan kontrol ekspor yang ketat.
Pada Mei 2019 lalu, FCC melarang perusahaan telekomunikasi milik negara China lainnya,
China Mobile, untuk menyediakan layanan AS. Trump kemudian berhasil menekan sekutu AS seperti Inggris dan Australia untuk mengikuti dan melarang Huawei dari jaringan 5G mereka.
Komisaris FCC, Brendan Carr, yang merupakan anggota Partai Republik, mengatakan
regulator harus tetap waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh China.
Senator AS, Rob Portman dan Tom Carper, yang mengeluarkan laporan pada 2020 lalu tentang operasi AS dari perusahaan telekomunikasi China, memuji keputusan FCC dalam pernyataan bersama yang mengutip risiko keamanan dan penegakan hukum nasional yang substansial dan serius.
Pada November 2021 lalu, Presiden AS, Joe Biden, menandatangani undang-undang yang
menghentikan perusahaan yang dinilai sebagai ancaman keamanan untuk menerima lisensi peralatan telekomunikasi baru. Di bawah Secure Equipment Act (Undang-Undang Keamanan Peralatan), FCC seharusnya tidak lagi meninjau aplikasi dari perusahaan yang dianggap sebagai ancaman.
Pada bulan yang sama, pemerintah AS menambah selusin lebih perusahaan China ke daftar perdagangan terbatasnya, dengan alasan keamanan nasioal dan masalah kebijakan luar negeri. AS mengatakan bahwa beberapa perusahaan membantu mengembangkan program komputasi kuantum militer China.