Ekstremis sayap kanan dinilai telah "bangkit" dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut disampaikan Paul Spoonley, seorang profesor di Universitas Massey Selandia Baru, sebagaimana dilansir www.nbcnews.com. Namun, menurutnya, kelompok sayap kanan masih merupakan bagian kecil dari spektrum politik di Selandia Baru.
Alih-alih hanya berfokus pada keluhan domestik, kaum nasionalis penganut supremasi kulit putih menyerap berbagai insiden terorisme di seluruh dunia sebagai sebuah stimulus untuk perjuangan mereka. Mereka mengutuk serangan terorisme sebelumnya dan mengutuk apa yang mereka nilai sebagai ketidakadilan.
Ekstremisme kanan-anti-imigran memiliki sejarah panjang di Australia dan dalam beberapa tahun terakhir fokus mereka telah bergeser ke Muslim . Hal itu disampaikan Mark Briskey, seorang dosen senior bidang kriminologi di Universitas Murdoch di Perth.
Pandangan-pandangan ini telah meresap ke arus utama politik Australia, digaungkan, dan diperkuat oleh tokoh-tokoh publik, seperti Senator Australia Fraser Anning. Fraser pada tahun lalu menyebut istilah "solusi akhir" dalam seruan untuk membatasi imigrasi Muslim.
Briskey mengatakan pesan semacam itu "memberikan lampu hijau" bagi orang-orang yang mungkin tertarik pada narasi sentimen terhadap Islam semacam ini. Menurutnya, ini juga mendorong fitnah lebih lanjut terhadap umat Islam, dan secara ekstrem, dengan kekerasan.