Melansir Sky News, pemerintah Inggris sekitar tiga bulan yang lalu mengumumkan program untuk mengirim migran yang datang secara ilegal ke Rwanda. Kebijakan itu dianggap dapat membantu mengurangi orang melakukan penyerberangan berbahaya melalui selat.
Namun, penerbangan pertama migran ke Rwanda ini dibatalkan setelah adanya larangan dari Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.
Program ditentang karena dianggap tidak manusiawi. Mereka yang menganggap kebijakan tersebut tidak manusiawi, termasuk pihak oposisi, badan amal, dan bahkan Pangeran Charles dilaporkan juga ikut menentang.
Menteri Dalam Negeri Priti Patel menegaskan bahwa kebijkan pengiriman ke Rwanda itu tetap dilanjutkan dan penerbangan akan dijadwal ulang. Kedua kandidat pemimpin Partai Konservatif, Rishi Sunak dan Liz Truss, juga berjanji untuk melanjutkan rencana tersebut.
Dalam sebuah dokumen yang diungkap di pengadilan pada dua bulan lalu memperingatkan agar Patel tidak melanjutkan rencana tersebut. Hal itu karena Komisaris Tinggi Inggris untuk Rwanda menyampaikan bahwa ada tuduhan Rwanda merekrut pengungsi untuk melakukan operasi bersenjata terhadap negara-negara tetangganya.