PM Inggris Theresa May Mundur di Tengah Ketidakpastian Brexit

London, IDN Times - Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi pada Jumat (24/5). Ia menyampaikan pengumuman tersebut di depan Downing Street 10 dan menyatakan bahwa hari terakhirnya sebagai pemimpin Partai Konservatif adalah pada 7 Juni 2019 mendatang.
Menurut May, menjadi Perdana Menteri Inggris merupakan sebuah kehormatan, terutama karena ia adalah satu dari dua perempuan yang sampai detik ini bisa menduduki posisi tersebut. Meski suaranya bergetar, tapi May menegaskan tidak ada niat buruk apa pun ketika meninggalkan jabatannya, melainkan hanya rasa syukur yang luar biasa.
1. Kegagalan mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa jadi penyesalan terbesarnya
Perempuan 62 tahun tersebut berhasil melampaui masa jabatan perdana menteri Inggris sebelumnya yaitu Gordon Brown. May berkantor di Downing Street 10 selama dua tahun 320 hari. Ia menggarisbawahi bahwa sampai penggantinya belum terpilih, May akan tetap menjadi kepala pemerintahan Inggris.
Dalam pernyataan resminya, May menyebut sejumlah prestasi yang telah ia capai. Misalnya, mengurangi jumlah pengangguran dan menambah anggaran layanan kesehatan. Namun, satu yang sangat mengganjal baginya adalah soal Brexit.
"Masih dan akan selalu menjadi penyesalan terdalam bagi saya bahwa saya belum berhasil mewujudkan Brexit," ucapnya sambil tersedu.