Ilustrasi medik di ruang isolasi di RS Wuhan, Foto diambil tanggal 16 Februari 2020. (ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS)
Lolosnya penumpang Westerdam tanpa pemeriksaan sesuai prosedur melahirkan kekhawatiran bahwa Kamboja telah mempermudah penyebaran virus corona. Pakar politik Kamboja di Occidental College, Sophal Ear, mengatakan kepada The New York Times bahwa keputusan Hun Sen dilatarbelakangi kalkulasi politik sebagai seorang diktator dan kawan dekat Tiongkok.
"Tentu saja dia harus melakukan apa yang dilakukan diktator: kesempatan foto, mawar, mengeksploitasi situasi ini secara maksimal. Apa pun yang jadi kepentingan warga Kamboja sepenuhnya dianggap tak relevan olehnya," kata Ear.
Hun Sen menampik bahwa keputusannya didasari kepentingan politik. "Beberapa orang mengatakan itu (bersandarnya Westerdam) membawa virus ke Kamboja, tapi Kamboja tidak punya penyakit tersebut (di antara warga kami)," kata dia, seperti dikutip The Straits Times.
Sementara itu, di tengah penghentian penerbangan sementara oleh sejumlah maskapai berbagai negara ke Tiongkok, yang kemudian membuat Beijing marah, Hun Sen justru melakukan kunjungan ke sana pada awal Februari lalu.
Media pemerintah, Xinhua, menyebut pertemuan keduanya menunjukkan persahabatan tak terputuskan dan rasa saling percaya ketika Tiongkok sedang melawan wabah virus corona. Kamboja bahkan tidak mengevakuasi warganya dari Provinsi Hubei yang menjadi permulaan wabah.
Hun Sen mengatakan ini dilakukan untuk menunjukkan dukungan Kamboja kepada Tiongkok dan berterima kasih kepada Xi karena telah melindungi warganya yang berada di negara tersebut.