Jakarta, IDN Times – Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, membantah tuduhan ASEAN yang mengatakan bahwa pemerintahannya mengabaikan konsensus lima poin. Konsensus tersebut merupakan road map hasil kesepakatan para pemimpin Asia Tenggara, untuk memulihkan stabilitas dan perdamaian di Myanmar sejak kudeta terjadi pada 1 Februari 2021.
Dilansir Reuters, Min Aung justru menyalahkan kelompok pemberontak yang menyebabkan perdamaian tak kunjung hadir di Myanmar. Dia meminta ASEAN untuk memperhatikan hal itu.
Dia juga menuturkan, beberapa hal yang dituntut oleh Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar tidak dapat dinegosiasikan. Salah satunya adalah permintaan untuk bertemu dengan Aung San Suu Kyi.