Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Direktur Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Arto Suryodipuro. (IDN Times/Sonya Michaella)
Direktur Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Arto Suryodipuro. (IDN Times/Sonya Michaella)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Sidharto Suryodipuro, menegaskan bahwa organisasi Asia Tenggara tersebut tidak pernah berniat mendepak Myanmar dari keanggotaan.

“ASEAN tidak pernah membahas pengeluaran Myanmar. Tidak ada pembahasan soal itu,” kata Arto, biasa ia disapa, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

1. Tak ada niat Myanmar untuk melaksanakan Lima Poin Konsensus

Direktur Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Arto Suryodipuro. (IDN Times/Sonya Michaella)

Arto menjelaskan, seharusnya Myanmar bisa menyepakati piagam ASEAN dan segera menghentikan kekerasan di negaranya sendiri.

“Pertemuan hari ini, kami mendorong agar junta militer menghentikan kekerasan,” ucap Arto.

Namun ia menegaskan bahwa Myanmar tetap bagian dari ASEAN, dan blok tersebut mendepankan dialog untuk membantu menyelesaikan krisis politik Myanmar.

2. Rekomendasi akan dibahas di KTT ASEAN

Menlu RI Retno Marsudi di HUT ASEAN ke-55. (youtube.com/ASEAN Secretariat)

Pertemuan khusus menlu ASEAN pada Kamis (27/10/2022) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, membahas sejumlah rekomendasi untuk Myanmar yang nantinya akan digodok di KTT ASEAN, bulan depan di Kamboja.

“Tentunya di dalam pertemuan tadi Indonesia sudah menyampaikan beberapa elemen rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan rekomendasi secara keseluruhan yang akan disampaikan kepada para leaders,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.

Retno menambahkan, ASEAN yakin hanya dengan pendekatan dari semua pihak serta dialog, kondisi di Myanmar bisa dipulihkan.

“Masalah Myanmar hanya akan dapat diselesaikan oleh rakyat Myanmar sendiri. Oleh karena itu dialog di antara mereka menjadi sangat penting artinya. Tugas ASEAN memfasilitasi,” ucapnya.

3. Pertemuan juga membahas soal bantuan kemanusiaan

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Retno membeberkan salah satu isu yang dibahas adalah bagaimana bantuan kemanusiaan ke Myanmar bisa dilanjutkan.

“Sekjen ASEAN dalam pertemuan tadi melaporkan bahwa sejauh ini telah diterima komitmen sebesar 27 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar, terutama untuk fase pertama, yaitu fase life-saving,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, bantuan kemanusiaan ASEAN dibagi dalam dua fase yaitu Fase I: life saving, di mana masih berjalan dengan komitmen 27 juta dolar AS, serta Fase II: life sustaining, di mana AHA Centre harus melakukan asesmen secara komprehensif.

Editorial Team