Tiga Penyebab Runtuhnya Dominasi Barisan Nasional di Pemilu Malaysia

Pohon besar dengan akar yang sudah merambat kemana-mana selama 60 tahunan terakhir ini di Malaysia akhirnya tumbang juga. Itulah yang terjadi terhadap partai penguasa Malaysia, Barisan Nasional yang dipimpin oleh Najib Razak dalam pemilu yang dilangsungkan tanggal 9 Mei 2018 kemarin.
Dilansir dari South China Morning Post, berdasarkan hasil hitung resmi disebutkan bahwa koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad memenangkan 113 kursi dari 222 kursi yang diperebutkan di parlemen. Ditambah dengan 8 kursi yang dimenangkan oleh Parti Warisan Sabah yang merupakan sekutu tidak resmi dari koalisi pimpinan sang mantan PM, Malaysia kini akan memiliki perdana menteri baru.
Sementara itu Barisan Nasional sendiri mengalami penurunan suara yang signifikan dari 133 kursi menjadi 79 kursi saja dibandingkan dengan pemilu 5 tahun lalu. Setidaknya ada tiga penyebab runtuhnya kekuasaan Barisan Nasional sebagaimana dilansir dari South China Morning Post.
1. Skandal 1MDB yang diduga melibatkan PM Najib Razak
1MDB atau 1Malaysia Development Bhd merupakan dana investasi milik negara yang menjadi sorotan karena diduga diselewengkan pada bulan Juli 2015. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa setidaknya terdapat dana 700 dolar AS yang ditransfer ke rekening bank PM Najib Razak.
Meskipun sudah dibantah oleh Sang Perdana Menteri, namun tetap saja skandal ini menjadi beban politik bagi Najib Razak, apalagi 1MDB mencatatkan kerugian 42 miliar ringgit saat skandal tersebut meledak.
2. Matangnya para pemilih Malaysia
Menurut seorang pengamat perpolitikan Malaysia bernama Bridget Welsh, para pemilih di Malaysia juga mulai matang dan cerdas dalam menentukan pilihannya.
Tawaran dari PM Najib Razak di kampanye terakhirnya hari Selasa lalu yang menjanjikan berbagai insentif termasuk hari libur nasional hari Senin dan Selasa, penghapusan pajak penghasilan bagi warga Malaysia di bawah 26 tahun, dan bebas tarif tol selama lima hari di Idul Fitri bulan Juni mendatang, tidak berhasil menggoda para pemilih.
3. Tema kampanye yang berbeda
Bridget Welsh menyimpulkan perbedaan tema kampanye kedua calon pemimpin ini dengan menganalogikan dengan olah raga terjun payung.
"Mahathir pada dasarnya memberikan safe landing bagi orang untuk terjun sementara Najib merupakan orang yang mendorong untuk terjun."
Dilansir dari BBC, menyikapi hasil ini PM Najib Razak 'akan menerima keputusan dari rakyat'. Hari Kamis ini Malaysia akan memiliki seorang PM baru setelah diambil sumpahnya oleh Raja Malaysia.