Ilustrasi wanita yang sedang mengandung. (Unsplash.com/Camylla Battani)
Melansir The Guardian, saat ini otoritas provinsi hanya mengizinkan pasangan menikah yang ingin memiliki hingga dua anak harus mendaftar ke pihak berwenang setempat.
Namun, perubahan telah dilakukan, semua orang dapat mendaftarkan kelahiran ke pemerintah provinsi tanpa batasan kelahiran dan status pernikahan. Aturan baru mulai berlaku pada 15 Februari.
Otoritas Sichuan, mengatakan perubahan tersebut sebagai langkah mengalihkan fokus pendaftaran melahirkan anak ke keinginan melahirkan anak dan hasil melahirkan anak. Langkah-langkah tersebut akan diterapkan selama lima tahun.
China, terkait kebijakan reproduksi nasional, tidak secara eksplisit melarang perempuan yang belum menikah untuk memiliki anak. Tapi bukti pernikahan sering kali diperlukan bagi orang tua untuk mengakses layanan gratis, termasuk perawatan kesehatan sebelum melahirkan, gaji ibu selama cuti melahirkan, dan perlindungan pekerjaan.
Mereka yang ingin mendaftarkan kelahiran di luar nikah sering menghadapi denda berat, agar anaknya mendapat akses pendidikan dan layanan sosial.
Saat ini, Sichuan menempati urutan ketujuh dalam hal proporsi populasi yang lebih tua dari 60 tahun, atau lebih dari 21 persen populasi. Sichuan termasuk di antara sejumlah wilayah yang mencoba berbagai insentif untuk meningkatkan kelahiran.
Pada Juli 2021, pemerintah memperkenalkan tunjangan bulanan kepada orang tua yang memiliki anak kedua atau ketiga hingga anak tersebut berusia tiga tahun.