Jakarta, IDN Times - Delapan bulan setelah ledakan besar terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon, sejumlah perusahaan asing kini bersaing untuk terlibat pada proyek pembangunan ulang. Di antara negara yang telah mengutarakan niatnya adalah Rusia, Tiongkok, Prancis, Turki, dan Jerman.
Ledakan besar di Pelabuhan Beirut terjadi pada 4 Agustus 2020, dipicu ratusan ton pupuk yang tidak disimpan dengan baik. Insiden tersebut menghancurkan sisi dermaga dan sebagian besar Kota Beirut serta menewaskan lebih dari 200 orang.
"Setiap pihak mengawasi pelabuhan, tapi untuk saat ini hanya pernyataan niat,” kata Direktur Pelabuhan sementara, Bassem al-Kaissi, dikutip dari South China Morning Post.