Warga memakai masker pelindung menyusul penularan virus corona baru, saat perjalanan pagi mereka di stasiun, di Hong Kong, pada 10 Februari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu
Sementara itu, persoalan lain masih menghantui warga Wuhan di mana virus corona jenis baru berasal. Suspect virus corona harus menanti dalam waktu lama untuk mendapatkan kepastian.
Dikutip dari The New York Times, seorang dokter mengaku pasiennya telah menjalani CT scan dan positif menderita pneumonia, tapi tes untuk memastikan infeksi virus corona memakan waktu setidaknya dua hari.
Ia menilai ini terlalu lama dan berbahaya tak hanya bagi pasien, tapi juga orang-orang di sekitarnya sebab bisa saja ia berkeliaran ketika virus dalam masa inkubasi. Rumah sakit di Wuhan juga kewalahan dengan banyaknya kasus virus corona yang per awal minggu ini mencapai lebih dari 40.000.
Kelangkaan alat tes nucleic acid yang dipakai untuk mengonfirmasi virus corona juga sempat terjadi. Belum lagi pengiriman tes sample suspect virus corona ke laboratorium dilaporkan perlu waktu lama. Satu laboratorium mampu melakukan 6.000 tes per hari, tapi para staf tetap kelimpungan dengan banyaknya sampe yang harus mereka tangani.
Salah satu pasien di Wuhan, Li Jiasheng, mengatakan kepada The New York Times bahwa ia khawatir ayahnya yang memiliki pneumonia sebenarnya terinfeksi virus corona. Tes nucleic acid yang ia jalani menunjukkan hasil negatif, tapi ia masih harus mengikuti tes berikutnya.
Sayangnya, tidak ada yang tahu berapa lama ayahnya harus menanti. Li takut saat ini virus tersebut berada dalam masa inkubasi dalam tubuh sang ayah, tapi ia tidak mendapatkan perawatan. Artinya, ia juga tidak dikarantina sehingga bisa menularkan virus kepada siapa pun.