Seorang penumpang menggunakan masker wajah berjalan di terminal kedatangan yang kosong di Bandara Internasional Beijing, Tiongkok, pada 9 Maret 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)
Zhao juga menggunakan potongan pernyataan seorang epidemiologis Tiongkok bernama Zhong Nanshan sebagai senjata untuk membuat publik ragu tentang awal mula COVID-19. Dalam sebuah konferensi pers pada (27/2), Zhong mengatakan meski virus pertama kali muncul di Negeri Panda itu, tapi "mungkin asalnya bukan dari Tiongkok".
Setelah kalimatnya viral, Zhong mengklarifikasi dengan menjelaskan tempat di mana suatu penyakit pertama kali ditemukan tidak lantas sama dengan di situlah sumbernya.
"Akan tetapi, itu juga bukan berarti kita bisa menyimpulkan bahwa virus datang dari luar negeri. Hanya investigasi dan pelacakan menyeluruh yang bisa menjawab pertanyaan itu," kata Zhong, seperti dikutip The Guardian.
Sayangnya, media-media pemerintah Tiongkok sudah terlanjur menyebarluaskan potongan pernyataan Zhong, tanpa menyertakan klarifikasinya. "COVID-19 'mungkin asalnya bukan dari Tiongkok' kata spesialis penyakit pernafasan ternama Tiongkok Zhong Nanshan meski COVID-19 pertama muncul di Tiongkok, itu tak berarti asalnya dari sini," cuit Global Times.
Dalam beberapa jam terakhir, Zhao juga membagikan tautan artikel dari Global Research yang mempertanyakan kebenaran asal muasal COVID-19. Global Research sendiri dikenal luas sebagai situs berisi propaganda, teori konspirasi dan pseudo-science. "Ini mengejutkan sehingga mengubah banyak hal yang dulu saya percaya. Tolong cuit ulang agar lebih banyak orang mengetahuinya," tulis Zhao.