Ilustrasi personel militer. (pexels.com/pixabay)
Dalam kesempatan tersebut, selain Tiongkok melancarkan tuduhan terkait pusat penahanan yang tidak ditentukan lokasinya, mereka juga meminta pihak Australia melakukan penyelidikan terhadap "kejahatan perang" serius yang dilakukan oleh pasukannya.
Pada bulan November tahun lalu, Australia mengungkap sebuah pelanggaran kemanusian yang telah dilakukan oleh pasukan khusus mereka di Afghanistan. Melansir dari laman Australia Broadcasting Corporation, pasukan khusus Australia diduga melakukan pembunuhan terhadap 39 tahanan tak bersenjata di Afghanistan antara tahun 2005-2016. Selain itu, pasukan khusus tersebut juga dituduh telah membunuh warga sipil.
Tiongkok meminta dilakukan "penyelidikan yang komprehensif dan adil" terhadap kasus-kasus "kejahatan perang serius" yang dilakukan oleh pasukan Australia di luar negeri.
Hubungan buruk antara Tiongkok dan Australia mulai ditandai dengan pengungkapan kasus tuduhan sumbangan para pengusaha negeri Tirai Bambu itu ke politisi lokal di Canberra pada tahun 2017 lalu. Hubungan memanas ketika Tiongkok memutus hubungan diplomatiknya.
Hubungan terus memburuk saat Australia melarang Huawei dalam industri jaringan 5G pada 2018 terkait keamanan nasional. Selanjutnya, hubungan kedua negara terus memburuk dan semakin kacau dalam beberapa bidang seperti ekspor-impor, penahanan jurnalis Australia dan kasus lainnya.