Ilustrasi pemilu. (Unsplash.com/Element5 Digital)
Melansir Reuters, Lissu mengakui berada di pengasingan itu berat. Saat kembali, dia menyerukan perubahan konstitusi.
"Tanpa konstitusi baru akan sulit untuk mengubah apapun. Tanpa itu kita tidak akan memiliki komisi pemilu yang bebas dan independen," katanya.
Politikus oposisi itu mengatakan, konstitusi saat ini memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada eksekutif, menambahkan sangat penting untuk mendorong reformasi.
“Jika kamu bosan dengan semua pajak tinggi ini, inflasi makanan yang tinggi mari kita cari solusi politik, mari kita cari konstitusi baru,” kata Lissu.
Lissu mengkritik keras pemerintah pernah delapan kali ditangkap dalam setahun, yaitu ketika menjelang serangan terhadapnya. Lissu sempat kembali ke Tanzania pada 2020 untuk menantang mendiang Presiden John Magufuli dalam pemilu.
Namun, tak lama setelah kekalahannya, ia melarikan diri ke kediaman duta besar Jerman setelah menerima ancaman pembunuhan, kemudian kembali meninggalkan negara itu lagi.