Serbia di bawah rezim Aleksandar Vucic telah meningkatkan tekanan kepada media independen agar sejalur dengan pemerintah. Bahkan, dari beberapa media independen yang tersisa banyak di antaranya terus mendapat tekanan dari otoritas setempat.
Pada awal invasi Rusia ke Ukraina, media di Serbia bahkan memberikan sanjungan kepada Presiden Vladimir Putin. Tak hanya itu, beberapa hari sebelum serangan, sejumlah media juga mengklaim bahwa Ukraina telah menyerang Rusia.
Sampai saat ini, satu per tiga warga Serbia percaya bahwa Kremlin dipaksa masuk dalam peperangan akibat ekspansi NATO di Eropa timur. Berdasarkan survei, ada 40 persen penduduk Serbia ingin negaranya meninggalkan niat untuk bergabung dengan Uni Eropa dan bersekutu dengan Rusia, dilaporkan France24.
Di sisi lain, pemboman NATO di Belgrade pada 1999 ketika pecahnya Perang Kosovo juga masih melukai warga Serbia. Bahkan, salah seorang warga Serbia bernama Tihomir Vranjes (73) mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan media Barat.
"Saya tidak percaya media Barat. Saya ingat apa yang mereka tulis tentang Serbia ketika perang di Kosovo. Kami digambarkan seperti binatang. Padahal itu tidaklah benar. Maka dari itu, apa yang mereka katakan kepada Rusia juga tidak benar," tuturnya.