Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
indiatimes.com

Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini memperingatkan Korea Utara (Korut) untuk terus memantau negaranya terkait penyebaran virus COVID-19.

Korut sendiri merupakan negara dengan penambahan kasus harian COVID-19 terbanyak yaitu 392 ribu kasus per hari ini.

1. Korut tolak kiriman vaksin COVID-19

Pemimpin Korut Kim Jong-un pakai masker di tengah merebaknya virus COVID-19 di Pyongyang. (dok. NK News)

Sebagaimana diketahui, Korut sempat mengklaim bahwa negara tersebut bebas dari virus COVID-19 selama pandemik. Namun pekan lalu, Korut mengumumkan kasus perdana yang diduga merupakan varian Omicron.

“Virus COVID-19 dapat menyebar dengan cepat di Korut jika mereka tidak memiliki program vaksinasi dan menolak bantuan internasional,” tulis pernyataan WHO dikutip Channel News Asia, Selasa (17/5/2022).

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) juga mengatakan, mereka prihatin dengan kondisi Korut saat ini dan mendukung adanya bantuan vaksin ke negara komunis itu.

Utusan AS untuk Korut Sung Kim juga dilaporkan telah melakukan panggilan telepon dengan negosiator nuklir Korut asal Korsel Kim Gunn. Namun tak dirinci soal pembicaraan mereka.

2. Kim Jong-un perintahkan militer untuk distribusi obat COVID

Seorang tentara berjalan di tepian sungai di pusat kota Pyongyang, Korea Utara. (ANTARA FOTO/REUTERS/Damir Sagolj)

Pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un juga telah meminta militer untuk memantau dan mendistribusikan obat-obatan COVID. Selain itu, ia juga mengerahkan lebih dari 10 ribu tenaga kesehatan untuk melacak penyebaran virus.

Kim Jong-un juga memerintahkan pemeriksaan intensif ke semua warga di Korut terutama mereka yang menderita demam tinggi. Selain itu, aktivitas di seluruh kota di Korut juga dibatasi mengingat penambahan kasus COVID dan jumlah warga yang meninggal semakin bertambah.

3. Sebanyak 50 orang dilaporkan meninggal

Suasana di sekitar kota Pyongyang, Korea Utara. (pixabay.com/gfs_mizuta)

Saat ini, media pemerintah negara tersebut, KCNA, melaporkan bahwa jumlah yang meninggal karena demam ada 50 orang.

Meski demikian, media ini tak merinci apakah demam tersebut disebabkan virus COVID-19 atau hanya demam biasa. Tak hanya itu, Korut juga tak merinci berapa jumlah pasti warganya yang terinfeksi virus COVID-19.

Editorial Team