Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tangkapan layar Topan Krathon di Taiwan (X/@EarthUncutTV)
Tangkapan layar Topan Krathon di Taiwan (X/@EarthUncutTV)

Jakarta, IDN Times - Topan Krathon yang melemah menghantam Taiwan barat daya pada 3 Oktober, menghantam pulau itu dengan badai yang sejauh ini telah menewaskan dua orang. Toko, kantor, dan sekolahan tutup untuk hari kedua dengan ratusan penerbangan dibatalkan dan pasar keuangan ditutup.

Krathon menghantam daratan sebagai topan kategori 1 yang jauh lebih lemah sekitar tengah hari di kota pelabuhan utama Kaohsiung, merobohkan pohon dan lampu jalan sambil menerbangkan puing-puing.

Saat hujan deras, angin menderu, dan gelombang badai bertepatan dengan pasang surut, pemerintah menghimbau masyarakat untuk tinggal di rumah.

1. Sudah lama badai kuat tidak menghantam Kaohsiung

Chou Yi-tang, pejabat pemerintah di distrik Siaogang, tempat bandara Kaohsiung berada, mengatakan bahwa badai seperti ini sudah lama tidak menghantam wilayahnya.

"(Topan) sangat kuat. Sudah lama sekali badai sebesar itu mendarat di sini,” kata dia, dikutip dari The Straits Times.

Dia menambahkan, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dan masyarakat saat ini jauh lebih siap menghadapi badai.

2. Topan Krathon punya karakter yang aneh

Default Image IDN

Topan sering menghantam pantai timur yang menghadap ke Pasifik, tetapi Krathon ini tidak biasa karena langsung menghantam pantai barat, sehingga media Taiwan menyebutnya sebagai badai "aneh”. Badai itu juga berada di lepas pantai sebelum mencapai daratan.

Tak lama setelah fajar, penduduk di Kaohsiung, kota berpenduduk sekitar 2,7 juta orang, menerima peringatan melalui pesan teks yang memberi tahu mereka untuk mencari perlindungan dari hembusan angin berkecepatan lebih dari 160 km/jam.

Pelabuhan Kaohsiung mencatat hembusan angin berkecepatan lebih dari 220 km/jam.

3. Ratusan ribu rumah kehilangan akses listrik

Wali Kota Kaohsiung, Chen Chi-mai, mengatakan bahwa masih terlalu banyak orang di jalan.

"Melihat kamera pengawas, kami dapat melihat banyak orang mengendarai skuter di tengah angin kencang dan hujan, yang sungguh sangat berbahaya. Jika tidak perlu, harap hindari keluar rumah," katanya.

Lebih dari 100 ribu rumah kehilangan aliran listrik, setengahnya di Kaohsiung, kata perusahaan listrik milik negara Taipower.

Mahasiswa Universitas Taipei, Liao Shian-rong, datang ke Kaohsiung bersama beberapa teman sekelasnya khusus untuk mengejar badai, membawa peralatan seperti barometer dan mengatakan bahwa itu adalah kesempatan sekali seumur hidup.

“Kami sedang dilanda badai dan akan segera memasuki badai,” katanya, sambil merekam badai dari lobi hotel, dilansir dari Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team