Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Angin Topan (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Badai Topan Mocha diprediksi mendekat ke Myanmar dan Bangladesh. Ribuan warga kemudian pindah dari pantai Myanmar, sementara Bangladesh berusaha mengevakuasi pengungsi Rohingya ke tempat aman pada Sabtu (13/5/2023).

Badan meteorologi India mengatakan, topan Mocha membawa angin dengan kecepatan hingga 220 kilometer per jam (136 mil per jam). Itu setara dengan badai kategori ke-4.

Topan itu diperkirakan akan melemah sebelum mendarat di antara Cox Bazar di Bangladesh, dan pantai Rakhine di Myanmar barat, pada Minggu pagi waktu setempat. Cox Bazar merupakan tempat hunian bagi jutaan pengungsi rohingya yang mendirikan kamp-kamp. 

1. Warga di pelabuhan Myanmar mulai proses evakuasi

Ilustrasi pengungsi (pixabay.com/Maruf Rahman)

Melansir France 24, penduduk kota pelabuhan Sittwe di Myanmar mulai bergegas menuju kawasan yang lebih tinggi menggunakan mobil, truk dan tuk-tuk pada Sabtu. 

Beberapa toko dan pasar di Sittwe ditutup dan banyak warga tengah berlindung di biara. Seorang warga mengatakan, dia tidak bisa meninggalkan daerah itu lantaran putranya masih berada di rumah sakit setempat.

"Saya berharap topan ini tidak datang ke negara kita. Tapi jika nasib ini terjadi kita tidak bisa mengabaikannya," kata Kyaw Tin, penduduk setempat, dikutip dari France 24.

"Saya khawatir topan ini akan memengaruhi negara kita seperti yang dialami Nargis," tambahnya, merujuk pada badai 2008 yang menewaskan lebih dari 130 ribu orang di Myanmar selatan.

Pada Jumat, otoritas junta Myanmar mengatakan tengah mengawasi proses evakuasi penduduk desa di sepanjang pantai Rakhine.

Sementara itu, Myanmar Airways International mengatakan semua penerbangannya ke negara bagian Rakhine, telah ditunda hingga Senin.

2. Bangladesh mulai evakuasi pengungsi Rohingya ke bangunan aman

Pada Sabtu, otoritas Bangladesh mulai bergerak untuk mengevakuasi pengungsi Rohingnya dari daerah berisiko ke pusat-pusat komunitas. Sementara, ratusan orang lainnya juga melarikan diri dari sebuah pulau resor terkemuka.

"Topan Mocha adalah badai paling kuat sejak Topan Sidr," kata Azizur Rahman, kepala Departemen Meteorologi Bangladesh kepada AFP.

Bangladesh pernah dihantam topan Sidr pada November 2007. Topan itu mengakibatkan lebih dari 3 ribu orang tewas dan menyebabkan kerusakan hingga miliaran dolar.

3. Bangunan kamp tidak memadai bikin pengungsi Rohingnya di Bangladesh khawatir

Ilustrasi kamp pengungsi (pixabay.com/David Mark)

Sebelumnya, Bangladesh melarang Rohingnya membangun rumah beton. Pihaknya khawatir bahwa itu bisa memicu mereka menetap secara permanen dan enggan pulang ke Myanmar.

"Kami tinggal di rumah yang terbuat dari terpal dan bambu," kata Enam Ahmed, pengungsi yang tinggal di kamp Nayapara dekat kota perbatasan Teknaf, dikutip dari Bangkok Post.

"Kami takut. Kami tidak tahu di mana kami akan berlindung. Kami panik," lanjut dia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team